Albert Einstein Quotes

Kamis, 21 Mei 2009

JAKARTA - Capres Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak mau mematok pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi di tengah krisis global. Apabila capres Partai Golkar-Hanura Jusuf Kalla (JK) menargetkan pertumbuhan 8-9 persen pada 2011, SBY hanya mematok 7 persen-pada-2014.

"Jika kembali terpilih, saya akan bekerja keras hingga akhir masa pemerintahan lima tahun mendatang. Pada 2014 kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen," ujar SBY saat dialog Pilihan Presiden di Jakarta Theater kemarin (20/5). SBY sengaja tidak mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8, 9, atau 10 persen. Bahkan, saat kampanye legislatif lalu ada yang berani menyebut dua digit, yaitu 10, 11, 12 persen.



SBY lantas menyebut dua alasan untuk lebih konservatif dalam mematok angka pertumbuhan. Pertama berdasar kondisi ekonomi dalam resesi. Pada 2009-2010-Indonesia akan menjadi bagian dari pemulihan ekonomi dunia. Kedua, pemerintah harus mengalokasikan dan mendistribusikan APBN.

"Tidak semua harus kita alirkan pada growth stimulation. Harus ada komponen untuk menjalankan pemerintahan umum dan ada komponen social safety," ucapnya.

Dia menjelaskan, bukan pertumbuhan setinggi-tingginya yang harus dicapai, melainkan inclusive growth, sustainable growth, proteksi, broad based growth, lantas meproteksi mereka yang lemah. "Kalau kita bicara pertumbuhan, tidak datang dari langit begitu saja. Mari kita bedah dari mana datangnya pertumbuhan. Saudara sebagai pengusaha dan ekonom tentu tahu," lanjutnya.

SBY menerangkan, pertumbuhan ekonomi tercapai apabila konsumsi bagus, investasi mengalir, belanja pemerintah cukup, dan neto ekspor-impor positif. Dia menyatakan baru menerima laporan kuartal pertama pertumbuhan ekonomi. Hasilnya tetap positif, tumbuh 4,4 persen saat negara lain minus. "Jika dibandingkan dengan tahun lalu, belanja pemerintah lebih mengalir sekarang. Saya yakin, lima tahun mendatang kita bisa mencapai tujuh persen," tuturnya.

Dia menyebut ada plus minus menjadi incumbent, ada suka dan duka. Dukanya, biasanya incumbent bakal dikeroyok atau dijadikan musuh bersama. Enaknya jadi incumbent, visi dan misi yang baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki.

"Saya tidak ingin terlalu beretorika karena kurang perlu. Saya tidak akan terlalu populis, nanti malah mengaburkan inti masalah," cetusnya.

Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Soesatyo menegaskan, setelah mendengarkan visi dan misi dua kandidat presiden 2009-2014 itu, para pengusaha mampu menangkap paradigma ekonomi yang berbeda.

"Pendekatan ekonomi Pak SBY konservatif karena menargetkan pertumbuhan tak lebih dari tujuh persen pada 2014," ungkap dia. Sedangkan JK lebih optimistis. Dengan asumsi setiap tahun dapat menghemat subsidi Rp 200 triliun, petinggi Golkar itu yakin dapat meraih angka pertumbuhan ekonomi antara 8-9 persen pada 2011.

0 Comments:

Post a Comment